Rintik-rintik hujan jatuh membasahi alam,
Terik mentari semakin hilang sirnanya,
Setitik, demi setitik, demi setitik,
Ia jatuh menutupi permukaan bumi,
Menggambar sepi di hati.
Kilat sambar-menyambar membelah langit,
Guruh berdentam-dentum menyentak jiwa,
Helaian daun berguguran menyisip di celahan rimbunan pohon,
Kicauan burung marak merata,
Jiwa nan sepi semakin memberontak hebat.
Sesekali titisan hujan menyentuh permukaan iman,
Lapisan demi lapisan cuba ditelusnya,
Cicipan burung bertasbih memuji Tuhan Maha Esa,
Mengharukan,
Menenangkan..
Keadaan suram seketika,
Iman kembali bermuram durja,
Kalam imani tertutup berpurnama,
Menyendiri,
Mencari makna pada tadabburnya.
Alam kembali cerah,
Pelangi indah menjiwai alam,
Memberi semangat iltizam pada alam,
Menerobos halus ke dalam jiwa-jiwa kehausan,
Menikmati indah pawana ciptaan-Nya.
An-Nural Wujud menghadiri persidangan alam,
Membangkit si pulan dari al-Ihtilam yang panjang dan mengasyikkan,
Bagi berhimpun, bersatu hati, dalam satu arafah,
Demi bertawassul pada-Nya.
